Korban Jembatan Gantung Ambruk di Ciamis Jabar Sudah Diizinkan Meninggalkan Rumah Sakit

Dari 36 santri korban ambruknya jembatan gantung yang mengalami luka luka, empat orang diantaranya sempat dilarikan ke RSUD Ciamis, Jawa Barat. Para santri tersebut menjadi korban ambruknya jembatan gantung di Leuwi Nutug Sungai Cileueur Kampung Turalak Desa Sukamaju Baregbeg, Ciamis, Jumat (25/3) pukul 10.00 WIB. Setelah menjalani pertolongan pertama, dua orang santri, Jumat (25/3/2022) sore itu juga sudah diperbolehkan kembali ke pesantren.

Dua santri yang baru diperbolehkan pulang Sabtu (26/3) pagi tersebut masing masing W (13) dan J (13). Keduanya harus menjalani observasi umum terlebih dahulu selama 6 jam. Kedua santri tersebut sempat dirawat karena mengalami cedera kepala grade 1 (ringan sedang). “Pasien mengalami cidera grade 1 karena ada benturan di kepala. Cidera ringan,” jelasnya.

Diduga kedua santri tersebut terbentur padi permukaan Sungai Cileueur saat terjatuh ke dalam Sungai Cileueur begitu jembatan gantung Leuwi Nutug di Kampung Turalak itu ambruk. Meski kedua santri sudah diperbolehkan pulang Sabtu (26/3) pagi , namun keduanya tetap menjalani rawat jalan . Seperti yang diberitakan sebelumnya Jembatan Gantung Leuwi Nutug yang berlokasi di Kampung Turalak Dusun Desa Rt 01 RW 02 Desa Sukamaju Baregbeg ambruk Jumat (25/3) sekitar pukul 10.00 siang.

Sebanyak 55 orang siswa SMP Al Huda yang juga santri Ponpes Al Huda Turalak yang sedang berfoto selfi di atas jembatan berhamburan oleng terjun masuk Sungai Cileueur. Jatuh dari ketinggian 3 meter, menimpa aliran air sungai dan hamparan batu. Menurut keterangan resmi dari Pesantren Al Huda Turalak, dari 55 santri yang jatuh ke sungai sebanyak 36 orang mengalami luka luka. Sedangkan 19 orang lainnya selamat. Dari 36 santri yang luka luka sebanyak 4 orang dilarikan ke RSUD Ciamis. Lainnya yang mengalami luka luka, memar, keseleo hingga patah tulang sebagaian dibawa ke tukang urut di Cisepet Beregbeg. Ada juga yang ditangani di pondok pesantren dengan memanggil tukang urut.

Puluhan santri yang menjadi korban jembatan gantung ambruk tersebut saat mengikuti kegiatan tasyakuran khataman. Semuanya siswa kelas VII SMP Al Huda Turalak. Agenda kegiatan tasyakuran tersebut yakni kerja bakti, ses poto bersama dan makan makan (ngaliwet). Dan tragedi tersebut terjadi saat sesi foto bersama (foto selfi) di atas jembatan. Sementara agenda makan makan bersama terpaksa batal karena puluhan santri jadi korban jembatan gantung ambruk.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *